Semburan abu Vulkanik yang semakin masif membuat wilayah terdampak semakin meluas. Jumlah pengungsi semakin bertambah hingga 13.116 Jiwa. Radius bahaya Gunung Lewotobi Laki Laki diperluas menjadi 5 Kilometer dari puncak sehingga pemungkiman yang ada disekitarnya harus dikosongkan sampai situasi kembali kondusif.
Pelaksana Tugas Kepala BPBD Sikka, Putu Botha, menjelaskan bahwa dampak erupsi meluas ke sejumlah desa di berbagai kecamatan, seperti Desa Hikong, Kringa, Timutawa, Udekduen, Ojang, Tanarawa, Pruda, Mapitara, Kojadoi, hingga Parumaan di Kecamatan Alok Timur.
“Dampak abu vulkanik ini cukup parah. Jika tidak ditangani segera, warga berisiko terserang penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA),” ujar Putu Botha.
Pemerintah Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, resmi menetapkan status siaga darurat bencana terkait erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki yang berdampak pada 45 desa di wilayah tersebut. Status ini berlaku selama 60 hari, mulai 7 November hingga 7 Januari 2025.
Para pengungsi tersebar di sejumlah pos komando yang ditetapkan pemerintah, seperti di Kantor Desa Konga dan Kantor Camat Wulanggitang. Selebihnya, banyak pengungsi yang menginap di rumah warga, seperti di Desa Pululera, Boru Kedang, dan Hewa.
Lebih dari tiga minggu terdampak abu vulkanik dan tinggal di pengungsian, banyak warga mulai terkena penyakit. Berdasarkan data pos kesehatan terpadu, warga yang sakit sebanyak 1.216 orang. Sebagian besar terkena infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), yakni 931 orang.
Selain itu, ada yang juga terkena penyakit lambung dan radang tenggorokan. Selain itu pengungsi mengalami kekurangan air bersih dan harus mencari air bersih untuk kebutuhan mandi dan mencuci secara mandiri.
(Jellu/Redaksi)