Kepala Dinas Kesehatan Mabar, Adrianus Ojo mengatakan Dinas Kesehatan Mabar telah melaksanakan berbagai program, antara lain memberikan minimal 90 tablet Tambahan Tablet Besi (TTD) kepada ibu hamil, asupan gizi tambahan bagi ibu hamil dengan kondisi kekurangan energi kronis (KEK), dan balita dengan gizi kurang.
Selain itu, Dinas Kesehatan juga memberikan imunisasi dasar lengkap untuk semua balita, melakukan skrining anemia bagi remaja putri, serta meningkatkan kesadaran orang tua mengenai pentingnya ASI eksklusif dan MPASI bagi bayi.
“Dinas Kesehatan gencar melaksanakan pemantauan tumbuh kembang balita dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Kegiatan sosialisasi mengenai stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS) juga dilakukan untuk mendukung terciptanya lingkungan yang sehat” Ungkapnya, Selasa (10/12/24).
Sebagai bagian dari solusi strategis, Dinas Kesehatan melakukan pemberdayaan masyarakat melalui Gerakan Cegah Stunting dan aksi bergizi di sekolah. Upaya kolaboratif ini melibatkan tokoh agama, masyarakat, dan berbagai lintas sektor lainnya untuk meningkatkan kesadaran serta kepedulian terhadap masalah stunting.
Adrianus menambahkan Dalam hal pemantauan dan evaluasi, Dinas Kesehatan melakukan audit kasus stunting setiap bulan saat pelaksanaan Posyandu, dengan melibatkan tim pakar, termasuk tenaga gizi dan dokter spesialis. Program-program gizi khusus ditujukan untuk ibu hamil KEK dan balita gizi kurang, serta perawatan bagi balita gizi buruk.
Dinkes Mabar juga bekerjasama dengan instansi non-pemerintah, seperti Yayasan 1000 HPK dan Wahana Visi Indonesia, juga dijalin untuk mendukung berbagai kegiatan penyuluhan dan penyediaan sanitasi. Selain itu, advokasi anggaran kepada pemerintah desa untuk penanganan stunting menunjukkan komitmen Dinas Kesehatan dalam menanggulangi permasalahan ini.
Meski demikian, tantangan besar tetap menghantui upaya Dinas Kesehatan dalam menurunkan angka stunting, termasuk kesadaran masyarakat yang rendah untuk hadir di posyandu dan keterbatasan ekonomi keluarga dalam menyediakan pangan bergizi. Pola asuh yang kurang baik juga menjadi faktor penting yang perlu diperhatikan untuk memastikan generasi mendatang memiliki kesehatan yang optimal.
Dinas Kesehatan berkomitmen untuk terus berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi seimbang bagi anak melalui berbagai kebijakan dan program intervensi yang terintegrasi. Upaya yang berkesinambungan dan kolaboratif diharapkan dapat menurunkan angka stunting dan meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat secara keseluruhan. (Jellu)