Masyarakat dan pengunjung dihimbau tidak boleh melakukan aktivitas apapun dalam radius 7 km dari pusat erupsi serta 9 km pada arah Barat Daya dan Barat Laut.
Hingga saat ini, tingkat aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki masih berada pada level tertinggi, “AWAS” BPBD Flores Timur mencatat jumlah pengungsi mencapai 13.116 dan jumlah ini berpotensi bertambah.
Sejauh ini pemerintah telah mengevakuasi korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di 6 titik lokasi evakuasi, yakni Desa Konga, Desa Bokang Wolomatang, Desa Lewolaga, Desa Eputobi, Desa Kobasoma dan Desa Ile Gerong.
Kementerian Sosial (Kemensos) mengerahkan tim Taruna Siaga Bencana (Tagana) untuk turun ke lokasi bencana dalam membantu mengevakuasi korban yang terdampak erupsi.
"Kemensos mendirikan tenda serbaguna untuk fasilitasi sekolah darurat di setiap pos lapangan pengungsian, mengerahkan tenaga dokter dan tenaga kesehatan sebanyak 10 orang yang akan bertugas dalam pelayanan kesehatan, dan bantuan logistik tahap tiga,” ujar Saifullah Yusuf.
Bantuan logistik tahap tiga dari Kemensos yang telah didistribusikan antara lain kasur 1.000 lembar, tenda serbaguna 15 unit, selimut 1.000 lembar, family kit 1.000 paket, dan tenda gulung 600 lembar serta makanan anak 1.000 paket. Korban luka dan meninggal juga menerima bantuan berupa uang tunai.
Selain itu Kementerian Perhubungan (Kemenhub) juga mengerahkan lebih dari 10-15 kapal per hari untuk mengevakuasi korban erupsi Gunung Laki-laki.
Wakil Menteri Perhubungan, Suntana mengatakan pihaknya terus memantau situasi terkini dan memobilisasi kapal-kapal untuk membantu korban terdampak erupsi.
"Setiap hari mungkin lebih dari 10-15 kapal. Ada yang reguler, misalnya kapal Pelni regulernya lewat situ. Tapi juga ada kapal-kapal yang kita siapkan dari Dharma Lautan, Pelindo," ungkap Suntana.
Ada pun kebutuhan mendesak yang dibutuhkan di pos pengungsian, yakni peralatan makan dan minum, perlengkapan tidur (kasur dan selimut), perlengkapan mandi (sabun, sikat gigi, pasta gigi, deterjen, handuk, gayung dan ember) dan beberapa kebutuhan lain, seperti tempat sampah dan peralatan belajar bagi anak-anak sekolah.
(Apek/Redaksi)