Baca juga : Tanah Dijual! The Peninsula Labuan Bajo
"Sektor pariwisata menjadi sektor penggerak utama karena proporsi terbesar pendapatan daerah berasal dari pajak hotel, sebesar 22 persen dan resto sebesar 14 persen. Selain itu, Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) juga menyumbang 29 persen, yang tercipta akibat investasi di bidang pariwisata," jelas Fransiskus pada Senin (20/1/2025).
Fransiskus menambahkan bahwa BPHTB mencerminkan adanya investasi yang masuk, sedangkan pajak hotel dan resto berhubungan dengan kunjungan wisata.
“Bagi masyarakat miskin, pajak BPHTB ditetapkan 0 persen sebagai bagian dari kebijakan daerah untuk membantu kesejahteraan masyarakat,” tambahnya.
Baca juga : Tanah Dijual! Tepi Pantai Pulau Seraya Labuan Bajo
Meskipun pariwisata menjadi motor penggerak utama ekonomi, Fransiskus mengakui bahwa peningkatan kunjungan wisatawan tahun ini tidak signifikan dibandingkan tahun lalu. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk dampak dari bencana alam seperti erupsi Lewotobi Laki-Laki yang mempengaruhi jumlah wisatawan, terutama pada bulan November.
“Kita harus mendorong agar masyarakat kecil dan UMKM dapat memanfaatkan potensi besar yang ada. Selain itu, pemerintah berkomitmen untuk mengoptimalkan objek wisata baru dan desa wisata,” ujar Fransiskus.
Ia mengingatkan pentingnya tidak hanya fokus pada Taman Nasional Komodo, yang menjadi salah satu daya tarik utama pariwisata Labuan Bajo, tetapi juga perlu eksplorasi objek wisata baru.
Baca juga : Dijual! Tanah Kavling Long Beach Sumba
“Salah satu contoh objek wisata yang tengah dikembangkan adalah keberadaan Mangrove di daerah Rangko. Berdasarkan pengamatan, terdapat banyak potensi yang belum dimaksimalkan, dan penyediaan infrastruktur yang memadai menjadi kebutuhan utama untuk mendukung perkembangan wisata di Labuan Bajo,” tandasnya.
Fransiskus menekankan bahwa sosialisasi kepada masyarakat juga penting agar mereka dapat menikmati hasil dari pengembangan sektor pariwisata.
"Agar pembangunan berjalan lancar, dukungan masyarakat dan investasi yang berkelanjutan masih dibutuhkan untuk optimalisasi pariwisata," tutupnya. (Apek)