Kepala Stasiun Meteorologi Kelas IV Komodo-Labuan Bajo, Manggarai Barat, Maria Patricia Cristin Seran mengungkapkan, pada periode ini akan terjadi fluktuasi cuaca yang dapat memicu berbagai fenomena ekstrim, seperti hujan sedang hingga sangat lebat, angin kencang, sambaran petir yang berpotensi terjadinya bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, pohon tumbang dan rusaknya bangunan serta fasilitas publik.
“Masyarakat dihimbau untuk waspada karena pada proses fluktuasi ini memicu berbagai fenomena yang ekstrim,” ungkap Maria, Kamis (28/11/2024).
BMKG juga memberikan masukan dan langkah-langkah untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan pemerintah daerah dan masyarakat di Manggarai Barat dalam menghadapi masa fluktuasi ini.
Maria menyampaikan pemerintah harus meningkatkan kesiapsiagaan bencana dengan memperkuat sistem informasi dan peringatan dini, serta mengedukasi masyarakat tentang langkah-langkah mitigasi bencana untuk melindungi diri serta harta benda, antara lain:
- Memastikan saluran drainase di kawasan pemukiman warga dan area rawan banjir bersih dari sampah dan sedimentasi agar aliran air tidak terhambat.
- Memastikan bahwa semua bangunan, terutama yang berada di daerah rawan bencana, telah memenuhi standar konstruksi yang baik dan aman untuk menghadapi cuaca ekstrem.
- Memangkas atau menebang pohon-pohon yang berpotensi membahayakan ketika terjadi hujan disertai angin kencang.
“BMKG berharap masyarakat proaktif dalam menghadapi perubahan cuaca yang akan datang agar mengurangi resiko dari bencana hidrometeorologi. Masyarakat juga bisa datang berkoordinasi dengan BMKG jika ingin memantau secara berkala terhadap kondisi cuaca dan dampaknya,” kata Maria. (Jellu)