Baca juga : Tanah Dijual! The Peninsula Labuan Bajo
Kepala Stasiun Meteorologi Komodo, Maria Patricia Christin Seran, menjelaskan bahwa angin kencang di wilayah Manggarai Barat disebabkan oleh interaksi antara dua bibit siklon tropis yang terdeteksi di Samudra Hindia, yaitu Bibit Siklon Tropis 90S di selatan Jawa Timur dan Bibit Siklon Tropis 91S di sekitar wilayah Australia Barat.
“Sistem tekanan rendah yang terbentuk akibat kedua bibit siklon ini menciptakan perbedaan tekanan udara yang signifikan. Hal ini jadi memicu angin dengan kecepatan tinggi di NTT dan Manggarai Barat khususnya,” ujar Maria pada Jumat (17/1/2025).
“Fenomena ini adalah bagian dari dinamika atmosfer di mana angin cenderung bergerak dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah, sehingga menghasilkan angin kencang yang juga membawa potensi hujan lebat,” tambahnya.
Dampak dari fenomena cuaca ini dirasakan pula oleh pelaku ekonomi lokal, terutama nelayan dan pelaku wisata. Seorang nelayan di sekitar pelabuhan Labuan Bajo, Lodi, mengungkapkan kekhawatirannya.
Baca juga : Tanah Dijual! Tepi Pantai Pulau Seraya Labuan Bajo
“Kami harus lebih berhati-hati saat melaut. Jika cuaca buruk, kami tidak bisa melaut dan ini berdampak pada pendapatan kami,” katanya.
Masyarakat di Labuan Bajo diimbau untuk tetap waspada dan memantau perkembangan cuaca. Pelaku ekonomi lokal diharapkan dapat mengambil langkah-langkah antisipatif untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh cuaca ekstrem ini
Sementara seorang kru kapal wisata bernama Ergi, juga menyatakan kekhawatiran yang sama. “Kami biasanya membawa wisatawan untuk menikmati keindahan alam, tetapi jika cuaca tidak mendukung, kami harus membatalkan perjalanan. Ini sangat mempengaruhi bisnis kami,” ujarnya. (Apek)